Santri Mendunia, Tetap Berakar di Tanah Pesantren: Ma’had Aly Balekambang Gelar Seminar “Hadis dan Nasionalisme” - Ma'had Aly Balekambang
Berita,  gallery

Santri Mendunia, Tetap Berakar di Tanah Pesantren: Ma’had Aly Balekambang Gelar Seminar “Hadis dan Nasionalisme”

Jepara, 29 Oktober 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Ma’had Aly Balekambang menggelar seminar bertema “Hadis dan Nasionalisme: Jalan Mahasantri Menuju Dunia” dengan narasumber KH. Burhanuddin, Lc., M.A.

Seminar ini  menyoroti pentingnya peran santri di era global, khususnya dalam menumbuhkan nilai nasionalismei yang berpijak pada semangat cinta tanah air. Nilai tersebut, sebagaimana diajarkan oleh KH. Hasyim Asy’ari melalui semboyan legendaris “Hubbul Wathan Minal Iman”  (cinta tanah air adalah bagian dari iman), menjadi dasar pembahasan dalam kegiatan ini.

Dalam pemaparannya, KH. Burhanuddin menekankan bahwa nasionalisme santri bukan sekadar konsep politik, melainkan wujud keimanan yang berakar pada ajaran Al-Qur’an dan Hadis. Mengutip  dawuh dari KH. Said Aqil Siroj. menyampaikan, “Agama tanpa nasionalisme bisa ekstrem, sedangkan nasionalisme tanpa agama akan kehilangan makna.”

Di sela pemaparanya, KH. Burhanuddin juga menyinggung sejarah pondok pesantren yang telah berdiri sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, Salah satunya adalah Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang, yang menjadi almamater tercinta para santri Ma’had Aly. Beliau turut menyoroti peran tokoh alumni Timur Tengah yang berpengaruh di Indonesia, seperti Dr. KH. Nasrullah Afandi, Lc., M.A. alumni Universitas Al-Qurawiyin, Maroko , yang kini menjabat sebagai Direktur (Mudir) Ma’had Aly Balekambang Jepara.

Selain membahas sejarah peran santri dalam perjuangan kemerdekaan melalui Resolusi Jihad 1945, seminar ini juga menekankan pentingnya santri masa kini memiliki wawasan global. Narasumber mengajak generasi muda pesantren untuk aktif  berkiprah di kancah internasional tanpa kehilangan identitas keislaman dan nilai Ahlussunnah wal Jama’ah.

Dalam sesi diskusi, peserta diajak memahami tantangan dan solusi bagi santri yang menimba ilmu di luar negeri- mulai dari menjaga hubungan spiritual dengan pesantren, memperkuat ibadah, hingga berdakwah positif melalui media sosial.

KH. Burhanuddin menutup seminar ini dengan motivasi:

“Jadilah santri yang mendunia tanpa kehilangan akar. Terbang tinggi, tapi tetap berakar pada tanah pesantren.”

 

M. Azka Afid Azkiya, mahasantri angkatan 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *