Kitab Al-Arbain yang disusun oleh Imam Nawawi sangatlah populer di kalangan para santri dan pengkaji hadis. Tidak hanya di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Sudah banyak ulama-ulama lain yang memberikan syarah/penjelasan terhadap kitab yang mungil namun berisi ini. Lalu, apa sih motivasi dan alasan beliau menyusun kitab Arbainnya? Mengapa hanya empat puluhan hadis saja yang beliau kumpulkan?
Keistimewaan Penghafal Empat Puluh Hadis
Imam Nawawi dalam mukaddimah kitab Al-Arbain sebenarnya telah menjelaskan tentang motivasi dan alasan beliau menyusun kitab ini. Beliau menyebutkan bahwa terdapat hadis-hadis tentang keistimewaan orang yang dapat menghafal empat puluh hadis.
Hadis tersebut bersumber dari sahabat Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Mu’adz bin Jabal, Abu Darda’, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Abu Hurairah, dan Abu Sa’id Al-Khudri dengan jalur yang banyak dan riwayat yang beragam, bahwa Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ حَفِظَ عَلَى أُمَّتِي أَرْبَعِينَ حَدِيثًا مِنْ أَمْرِ دِينِهَا بَعَثَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيْ زُمْرَةِ الْفُقَهَاءِ وَالْعُلَمَاءِ
“Siapa dari umatku hafal empat puluh hadis tentang agamanya, maka pada hari Kiamat nanti ia akan dibangkitkan dalam kelompok para fuqaha’ dan para ulama.”
العمدة | Khoirul Anam