Zakat merupakan salah satu rukun islam yang ke tiga. Diwajibkan oleh setiap muslim yang mampu untuk mengeluarkan zakat sebab menemui sebagian bulan ramadhan dan sebagian bulan syawwal. Arti الزكاة secara bahasa  adalah tumbuh atau berkembang, sedangkan menurut syara’ ialah sebutan untuk harta tertentu, di ambil dari harta tertentu pula, dengan cara tertentu, dan di bagikan kepada golongan tertentu pula. Zakat fitrah selain berfungsi untuk berbagi kebahagian dengan sesama umat muslim yang kurang mampu dihari yang bahagia, dimaksudkan untuk menyempurnakan pahala puasa ramadhan. Sebab, jika hanya menahan lapar dan dahaga, namun masih melakukan perbuatan yang dilarang agama, hal itu dapat mengurangi nilai dari ibadah puasa ramadhan. Dengan mengeluarkan zakat fitrah insya allah kekurangan itu bisa ditutupi dengan zakat fitrah. Dikatakan dalam sebuah hadist:

صَوْمُ رَمَضَانَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ لاَيُرْفَعُ اِلاَّ بِزَكَاةِ الْفِطْرِ

Artinya: “puasa ramadhan itu tergantung di antara langit dan bumi, puasa tersebut tidak diangkat kecuali dengan mengeluarkan zakat fitrah”.

Dari hadist tersebut kalimat  لاَيُرْفَعُ sebagai kinayah dari sempurnanya puasa ramadhan itu tergantung zakat fitrah. Namun, bukan berarti tanpa mengeluarkan zakat fitrah  puasanya tidak diterima Allah swt, dan tetap mengantung diantara langit dan bumi. Kewajiban zakat fitrah sebagaimana telah di sebutkan dalam Al-Qur’an dan hadist.

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلَ عَلَيْهِمْ (التوبة :103 )

Artinya: “ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka”.

Dan hadist yang diriwayatkan dari imam abi dawud:

فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ ص م زَكَاة الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِيْنِ

Artinya: rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan bagi yang berpuasa dari pada sia-sia dan kekotoran mulut dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. ( HR. Abi Dawud ).

Wajib bagi umat muslim mengeluarkan zakat fitrah baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, apabila telah memenuhi syarat berikut: 1. Islam, 2. Merdeka, 3. Mampu mengeluarkan zakat fitrah. Sedangkan orang-orang yang berhak dalm menerima zakat ialah: 1. Fakir, 2. Miskin, 3. Amil zakat, 4. Muallaf, 5. Riqob atau  budak mukatab, 6. Ghorim, 7. Fisabillah, 8. Ibnu sabil.

Dijelaskan dalam kitab matan taqrib wal ghoyah karya Syaikh Abi syuja’ ahmad bin Husaini bin Ahmad al-Ashfahani al-Syafi’I. Bahwa zakat itu wajib dalam lima perkara, yaitu: binatang ternak, emas dan perak, hasil pertanian, buah-buahan, barang dagangan. Adapun binatang yang wajib di zakati adalah unta, sapi, kambing. Adapun syarat wajibnya zakat ternak ada enam perkara, yaitu: islam, merdeka, kepemilikan yang sempurna, mencapai nishob (jumlah minimum), mencapai setahun (haul), dan saum,yaitu digembalakan di rumput yang mubah. Zakat buah-buahan ada dua yaitu kurma dan anggur. Syaratnya ada empat perkara: islam, merdeka, kepemilikan yang sempurna dan mencapai nishob. Ketika salah satu dari syarat tersebut tidak ada, maka tidak diwajibkan mengeluarkan zakat.

Waktu mengeluarkan zakat fitrah boleh dilaksanakan di awal, pertengahan, atau akhir bulan ramadhan. Namun lebih utama dilaksanakan sebelum sholat idul fitri atau pada malam takbiran. Mengeluarkan zakat fitra setelah sholat idul fitri dan sebelun tenggelamnya matahari pada tanggal satu syawwal hukumnya makruh, kecuali jika udzur. Sedangkan zakat fitrah yang di laksanakan setelah satu syawwal tanpa adanya udzur hukumnya haram. Dijelaskan dalam hadist imam Abi Dawud : “barang siapa menunaikannya sebelum sholat hari raya maika hal itu sebagai zakat yang di terima, dan barang siapa menunaikannya sesudah sholat, maka hal itu sebagai shodaqoh”.

Oleh: SA’A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *